KONFIGURASI ROUTING PROTOKOL
BGP PADA MIKROTIK
A.
TUJUAN
1. Siswa dapat memahami pengertian
Routing BGP.
2. Siswa dapat mengetahui
jenis-jenis Routing BGP.
3. Siswa dapat mengetahui
paket-paket pada Protokol BGP.
4. Siswa dapat mengetahui
atribut-atribut BGP.
5. Siswa dapat mengkonfigurasi
Routin Protokol BGP pada Mikrotik.
B.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian
Routing BGP
BGP (Border Gateway Protocol) merupakan routing protocol jenis EGP
(Exterior Gateway Protocol) . BGP adalah salah satu routing protocol yang
menangani jaringan antar AS (Autonomous System). BGP memiliki kemampuan yang
sangat handal dengan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan
jalur terbaik untuk mencapai tujuan.
BGP merupakan metode routing untuk tingkat jaringan yang besar dan rumit
yang disetting secara dynamic guna mempermudah dan mempercekat dalam
pengkonfigurasiannya. BGP dapat digunakan untuk menghubungkan antar dua
organisasi besar yang memiliki AS yang berbeda.
Tujuan BGP adalah untuk
memperkenalkan pada dunia luar alamat-alamat IP apa saja yang ada dalam
jaringan tersebut. Setelah dikenal dari luar, server-server, perangkat
jaringan, PC-PC dan perangkat komputer lainnya yang ada dalam jaringan tersebut
juga dapat dijangkau dari dunia luar. Selain itu, informasi dari luar juga
dikumpulkannya untuk keperluan organisasi tersebut berkomunikasi dengan dunia
luar.
Dengan mengenal alamat-alamat IP
yang ada di jaringan lain, maka para pengguna dalam jaringan Anda juga dapat
menjangkau jaringan mereka. Sehingga terbukalah halaman web Yahoo, search
engine Google, toko buku Amazon, dan banyak lagi.
2. Jenis-Jenis
Routing BGP
Routing protokol BGP
dibagi menjadi dua subbagian besar yang berbeda berdasarkan fungsi, lokasi
berjalannya sesi BGP, dan kebutuhan konfigurasinya yaitu:
a)
IBGP (Internal BGP)
Sesuai dengan namanya,
Internal BGP
atau IBGP adalah sebuah sesi BGP yang terjalin antara dua router yang
menjalankan BGP yang berada dalam satu hak administrasi, atau dengan kata lain
berada dalam satu autonomous system yang sama. Sesi internal BGP biasanya
dibangun dengan cara membuat sebuah sesi BGP antarsesama router internal dengan
menggunakan nomor AS yang sama.
Biasanya IBGP berguna
untuk memungkinkan router internal saling bertukar rute-rute yang didapat dari
dunia luar. Dengan demikian semua router saling dapat mengetahui rute-rute apa
saja yang disimpan oleh masing-masing router. Setelah mengetahui lebih banyak
rute, maka jalan menuju ke suatu situs di internet memiliki banyak pilihan.
IBGP biasanya
digunakan pada jaringan internal ISP atau perusahaan-perusahaan besar.
Tujuannya adalah agar antarsesama router di dalamnya dapat saling bertukar
informasi yang didapat dari dunia luar, atau dengan kata lain dari AS number
lain. Untuk menjalankan IBGP dalam jaringan internal, sebuah sesi IBGP
memerlukan bantuan routing protocol yang lain. Tujuannya adalah agar router
tetangga yang menjadi tujuan sesi IBGP dapat dicapai oleh router tersebut. Hal
ini diperlukan karena untuk membuka sebuah sesi BGP diperlukan reachability ke
tetangga tujuannya.
Sebuah sesi IBGP
antardua buah router atau lebih tidak memerlukan koneksi secara langsung, atau
dengan kata lain tidak memerlukan koneksi Point-to-Point. Kita bisa membangun
sesi IBGP antar dua router meskipun keduanya berada dalam jarak yang jauh, asalkan
tidak terpisah dalam autonomous system yang lain. Namun syarat untuk membuatnya
demikian adalah desain dan implementasi internal routing protocol yang baik.
Internal routing protocol sangat berguna untuk melakukan routing terhadap
paket-paket komunikasi BGP sehingga bisa sampai dari router asal ke router
tujuannya.
b)
EBGP (External BGP)
Kebalikannya dari IBGP, External BGP
atau sering disingkat EBGP berarti sebuah sesi BGP yang terjadi antar dua router
atau lebih yang berbeda autonomous systemnya atau berbeda hak administratif.
Tidak hanya sekadar beda nomor AS saja, namun benar-benar berbeda
administrasinya. Jadi misalnya router Kita dengan router ISP ingin dapat saling
bertukar informasi dengan menggunakan bantuan BGP, maka kemungkinan besar Kita
akan membuat sesi EBGP. Hal ini dikarena autonomous system router Kita dengan
router ISP dibuat berbeda.
Pihak ISP tentu tidak akan memasukkan router BGP Kita
dalam autonomous systemnya karena memang bukan hak dan kewajiban mereka untuk
mengurus router Kita. Dengan perbedaan autonomous system ini, maka seperangkat
peraturan saat melakukan routing update tentu berbeda dengan apa yang ada dalam
IBGP. Untuk itulah sesi BGP jenis ini dikategorikan berbeda, yaitu sebagai
External BGP.
Sesi External BGP biasanya dibuat
dengan menggunakan bantuan media point-to-point seperti misalnya line
Point-to-Point serial, satelite Point-to-Point, wireless Point-to-Point, dan
banyak lagi. Sesi EBGP biasanya terjadi pada router yang letaknya berada di
perbatasan antara jaringan Kita dengan jaringan lain, atau sering disebut juga
dengan istilah border router. Tujuan utama dibuatnya EBGP adalah untuk
memudahkan pendistribusian informasi routing dari pihak luar ke jaringan Kita.
3. Paket-Paket
Pada Protokol BGP
Untuk membentuk dan mempertahankan
sebuah sesi BGP dengan router tetangganya, BGP mempunyai mekanismenya sendiri
yang unik. Pembentukan sesi BGP ini mengkitalkan paket-paket pesan yang terdiri
dari empat macam. Paket-paket tersebut adalah sebagai berikut:
1. Open Message
Sesuai dengan namanya, paket pesan
jenis ini merupakan paket pembuka sebuah sesi BGP. Paket inilah yang pertama
dikirimkan ke router tetangga untuk membangun sebuah sesi komunikasi. Paket ini
berisikan informasi mengenai BGP version number, AS number, hold time, dan
router ID.
2. Keepalive Message
Paket Keepalive message bertugas untuk
menjaga hubungan yang telah terbentuk antarkedua router BGP. Paket jenis ini
dikirimkan secara periodik oleh kedua buah router yang bertetangga. Paket ini
berukuran 19 byte dan tidak berisikan data sama sekali.
3. Notification Message
Paket pesan ini adalah paket yang
bertugas menginformasikan error yang terjadi terhadap sebuah sesi BGP. Paket
ini berisikan field-field yang berisi jenis error apa yang telah terjadi,
sehingga sangat memudahkan penggunanya untuk melakukan troubleshooting.
4. Update Message
Paket update merupakan paket pesan
utama yang akan membawa informasi rute-rute yang ada. Paket ini berisikan semua
informasi rute BGP yang ada dalam jaringan tersebut. Ada tiga komponen utama
dalam paket pesan ini, yaitu Network-Layer Reachability Information (NLRI),
path attribut, dan withdrawn routes.
4. Atribut-Atribut
BGP
Salah satu ciri khas dan juga
merupakan kekuatan dari routing protokol BGP ada pada atribut-atribut
pendukungnya. Atribut-atribut ini yang nantinya digunakan sebagai parameter
untuk menentukan jalur terbaik untuk menuju ke suatu situs. Atribut ini juga
dapat mengatur keluar masuknya routing update dari router-router BGP tetangga.
Dengan mengatur atribut ini, Kita dapat dengan bebas mengatur bagaimana
karakteristik dan sifat dari sesi BGP tersebut.
Untuk melayani Kita mengatur dengan
sebebas-bebasnya, tersedia 10 macam atribut BGP yang umum ditambah satu atribut
BGP yang hanya ada pada produk-produk Cisco. Masing-masing memiliki ciri khas
dan tugasnya tersendiri untuk memungkinkan Kita memanajemen routing update dan
traffic yang keluar masuk. Atribut-atribut
BGP tersebut adalah sebagai berikut:
a) Origin
Atribut BGP yang satu ini merupakan
atribut yang termasuk dalam jenis Well known mkitatory. Jika sumbernya berasal
router BGP dalam jaringan lokal atau menggunakan asnumber yag sama dengan yang
sudah ada, maka indicator atribut ini adalah huruf “i” untuk interior. Apabila
sumber rute berasal dari luar jaringan lokal, maka tkitanya adalah huruf “e”
untuk exterior. Sedangkan apabila rute didapat dari hasil redistribusi dari
routing protokol lain, maka tkitanya adalah “?” yang artinya adalah incomplete.
b) AS_Path
Atribut ini harus ada pada setiap
rute yang dipertukarkan menggunakan BGP. Atribut ini menunjukkan perjalanan
paket dari awal hingga berakhir di tempat Kita. Perjalanan paket ini
ditunjukkan secara berurut dan ditunjukkan dengan menggunakan nomor-nomor AS.
Dengan demikian, akan tampak melalui mana saja sebuah paket data berjalan ke
tempat Kita.
c)
Next Hop
Next hop sesuai dengan namanya,
merupakan atribut yang menjelaskan ke mana selanjutnya sebuah paket data akan
dilemparkan untuk menuju ke suatu lokasi. Dalam EBGP-4, yang menjadi next hop
dari sebuah rute adalah alamat asal (source address) dari sebuah router yang
mengirimkan prefix tersebut dari luar AS. Dalam IBGP-4, alamat yang menjadi
parameter next hop adalah alamat dari router yang terakhir mengirimkan rute
dari prefix tersebut. Atribut ini juga bersifat Wellknown Mkitatory.
d) Multiple
Exit Discriminator (MED)
Atribut ini berfungsi untuk menginformasikan
router yang berada di luar AS untuk mengambil jalan tertentu untuk mencapat si
pengirimnya. Atribut ini dikenal sebagai metrik eksternal dari sebuah rute.
Meskipun dikirimkan ke AS lain, atribut ini tidak dikirimkan lagi ke AS ketiga
oleh AS lain tersebut. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.
e)
Local Preference
Atribut ini bersifat Wellknown
Discretionary, di mana sering digunakan untuk memberitahukan router-router BGP
lain dalam satu AS ke mana jalan keluar yang di-prefer jika ada dua atau lebih
jalan keluar dalam router tersebut. Atribut ini merupakan kebalikan dari MED,
di mana hanya didistribusikan antar-router-router dalam satu AS saja atau
router IBGP lain.
f)
Atomic Aggregate
Atribut ini bertugas untuk
memberitahukan bahwa sebuah rute telah diaggregate (disingkat menjadi pecahan
yang lebih besar) dan ini menyebabkan sebagian informasi ada yang hilang.
Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary.
g) Aggregator
Atribut yang satu ini berfungsi
untuk memberikan informasi mengenai Router ID dan nomor Autonomous System dari
sebuah router yang melakukan aggregate terhadap satu atau lebih rute. Parameter
ini bersifat Optional Transitive.
h) Community
Community merupakan fasilitas yang
ada dalam routing protokol BGP-4 yang memiliki kemampuan memberikan tag pada
rute-rute tertentu yang memiliki satu atau lebih persamaan. Dengan
diselipkannya sebuah atribut community, maka akan terbentuk sebuah persatuan
rute dengan tag tertentu yang akan dikenali oleh router yang akan menerimanya nanti.
Setelah router penerima membaca atribut ini, maka dengan sendirinya router
tersebut mengetahui apa maksud dari tag tersebut dan melakukan proses sesuai
dengan yang diperintahkan. Atribut ini bersifat Optional Transitive.
i)
Originator ID
Atribut ini akan banyak berguna
untuk mencegah terjadinya routing loop dalam sebuah jaringan. Atribut ini
membawa informasi mengenai router ID dari sebuah router yang telah melakukan
pengiriman routing. Jadi dengan adanya informasi ini, routing yang telah
dikirim oleh router tersebut tidak dikirim kembali ke router itu. Biasanya
atribut ini digunakan dalam implementasi route reflector. Atribut ini bersifat
Optional Nontransitive.
j)
Cluster list
Cluster list merupakan atribut yang
berguna untuk mengidentifikasi router-router mana saja yang tergabung dalam
proses route reflector. Cluster list akan menunjukkan path-path atau jalur mana
yang telah direfleksikan, sehingga masalah routing loop dapat dicegah. Atribut
ini bersifat Optional Nontransitive.
k) Weight
Atribut yang satu ini adalah
merupakan atribut yang diciptakan khusus untuk penggunaan di router keluaran
vendor Cisco. Atribut ini merupakan atribut dengan priority tertinggi dan
sering digunakan dalam proses path selection. Atribut ini bersifat lokal hanya
untuk digunakan pada router tersebut dan tidak diteruskan ke router lain karena
belum tentu router lain yang bukan bermerk Cisco dapat mengenalinya. Fungsi
dari atribut ini adalah untuk memilih salah satu jalan yang diprioritaskan
dalam sebuah router.
Ketika ada dua buah jalan keluar,
maka dengan memodifikasi atribut Weight ini, router dapat memilih salah satu
jalan untuk diprioritaskan sebagai jalan keluar. Jadi Kita dapat mengatur
dengan leluasa jalan mana yang akan digunakan. Weight tidak digunakan pada
router lain selain Cisco.
5. Kelebihan Routing
BGP
Beberapa kelebihan routing BGP:
a)
BGP memiliki
kemampuan untuk mengontrol dan mengatur trafik-trafik dari sumber berbeda di
dalam network multi-home (tersambung ke lebih dari 1 ISP/Internet Service
Provider).
b)
Sangat sederhana
dalam instalasi
6. Kekurangan
Routing BGP
Beberapa kekurangan routing BGP:
a)
BGP
mempublikasikan rute yang tidak diketahui bagaimana cara mencapainya.
b)
Sangat
terbatas dalam mempergunakan topologi.
C.
ALAT DAN BAHAN
1.
4 unit Laptop/PC.
2.
4 unit Mikrotik.
3.
4 buah kabel UTP
straight.
4.
3 buah kabel UTP
cross.
D.
LANGKAH KERJA
Langkah-langkah dan Konfigurasi Routing BGP :
Gambar 2.1 Skema Pengimplementasian Routing BGP
1)
Langkah pertama, hubungkan Mikrotik dengan Laptop untuk
konfigurasi menggunakan kabel UTP type straight.
2)
Masuk pada
Mikrotik melalui aplikasi WinBox.
3)
Reset
Mikrotik terlebih dahulu apabila Mikrotik tersebut sudah dikonfigurasi
sebelumnya.
4)
Ganti nama
Mikrotik Router dengan perintah :
[admin@MikroTik] >system identity set
name=(sesuaikan)
5)
Tambahkan IP
Address pada masing-masing Router
Mikrotik, dengan cara :
Pada router 1
[admin@Router1] >ip address add
address=192.168.10.2/24 interface=ether3
Pada Router
2
[admin@Router2] >ip address add
address=192.168.20.1/24 interface=ether3
Pada Router 3
[admin@Router3] >ip address add
address=192.168.10.1/24 interface=ether3
[admin@Router3] >ip address add
address=192.168.70.2/24 interface=ether4
Pada Router 4
[admin@Router4] >ip address add
address=192.168.70.1/24 interface=ether3
[admin@Router4] >ip address add
address=192.168.20.2/24 interface=ether4
6)
Lakukan
konfigurasi Routing BGP pada masing-masing Router Mikrotik, dengan cara :
Pada Router 1
[admin@Router1] >routing bgp instance set
0 as=100 router-id=1.1.1.1
[admin@Router1] >routing bgp instance print
[admin@Router1]>routing bgp peer add
remote-as=100 remote-address=192.168.10.1
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.10.0/24
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.20.0/24
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.70.0/24
Pada Router 2
[admin@Router1] >routing bgp instance set
0 as=200 router-id=2.2.2.2
[admin@Router1] >routing bgp
instance print
[admin@Router1]>routing bgp peer add
remote-as=200 remote-address=192.168.20.2
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.10.0/24
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.20.0/24
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.70.0/24
Pada Router 3
[admin@Router1] >routing bgp instance set
0 as=100 router-id=3.3.3.3
[admin@Router1] >routing bgp
instance print
[admin@Router1]>routing bgp peer add
remote-as=100 remote-address=192.168.10.2
[admin@Router1]>routing bgp peer add
remote-as=200 remote-address=192.168.70.1
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.10.0/24
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.20.0/24
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.70.0/24
Pada Router 4
[admin@Router1] >routing bgp instance set
0 as=200 router-id=4.4.4.4
[admin@Router1] >routing bgp instance print
[admin@Router1]>routing bgp peer add
remote-as=200 remote-address=192.168.20.1
[admin@Router1]>routing bgp peer add
remote-as=100 remote-address=192.168.70.2
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.10.0/24
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.20.0/24
[admin@Router1] >routing bgp network add
network=192.168.70.0/24
7) Konfigurasi routing BGP selesai. Lakukan
pengecekan pada masing-masing Router Mikrotik, dengan perintah :
[admin@Router1] >ip
route print
8)
Apabila hasilnya sudah benar, maka Konfigurasi
Routing BGP telah berhasil dilakukan.
- HASIL KERJA
Konfigurasi routing protokol BGP berhasil dilakukan. Adapun hasil dari
pengecekan dari masing-masing router, sebagai berikut :
Router 1 :
[admin@Router1] >ip route
print
Flags: X – disabled, A – active, D – dynamic,
C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o – ospf, m – mme, B – blackhole, U
– unreachable, P – prohibit
#
DST-ADDRESS
PREF-SRC
GATEWAY
DISTANCE
0 ADC 192.168.10.0/24 192.168.10.2 ether2
0
1 ADb 192.168.20.0/24
192.168.10.1 20
2 ADb 192.168.70.0/24
192.168.10.1 20
Router 2 :
[admin@Router2] >ip
route print
Flags: X – disabled, A – active, D – dynamic,
C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o – ospf, m – mme, B – blackhole, U
– unreachable, P – prohibit
#
DST-ADDRESS
PREF-SRC
GATEWAY
DISTANCE
0 ADb 192.168.10.0/24 192.168.20.2 20
1 ADC
192.168.20.0/24 192.168.20.1 ether2 0
2 ADb 192.168.70.0/24
192.168.20.2
20
Router 3 :
[admin@Router3] >ip
route print
Flags: X – disabled, A – active, D – dynamic,
C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o – ospf, m – mme, B – blackhole, U
– unreachable, P – prohibit
#
DST-ADDRESS
PREF-SRC
GATEWAY
DISTANCE
0 ADC 192.168.10.0/24 192.168.10.1 ether3 0
1 ADb
192.168.20.0/24 192.168.70.1 20
2 ADC
192.168.70.0/24 192.168.70.2 ether2 0
Router 4 :
[admin@Router4] >ip
route print
Flags: X – disabled, A – active, D – dynamic,
C – connect, S – static, r – rip, b – bgp, o – ospf, m – mme, B – blackhole, U
– unreachable, P – prohibit
#
DST-ADDRESS
PREF-SRC
GATEWAY
DISTANCE
0 ADb 192.168.10.0/24 192.168.70.2 20
1 ADC
192.168.20.0/24 192.168.20.2 ether2 0
2 ADC
192.168.70.0/24 192.168.70.1 ether3 0
- KESIMPULAN
BGP merupakan protokol path-vector yang menyediakan informasi routing bagi
autonomous system pada internet melalui attribut AS-path BGP.
Peer dikonfigurasi secara manual untuk bertukar informasi routing adalah
melalui koneksi TCP kemudian mulai mendengar BGP peer lain. Tidak ada pencari/penentuan
informasi pada BGP.
|
24 Desember 2015 pukul 18.35
thanks buat artikel konfigurasi bgp nya,, sangat bermanfaat sekali